Sabtu, 03 Oktober 2009

TENTANG SAYA



Nama: Minda
NIM : S.08.361
Perguruan tinggi : Akademi Kebidanan Sari Mulia banjarmasin
Angkatan : IV (2008)
Mata Kuliah :KEBIDANAN TENTANG
PROMOSI KESEHATAN

dihalaman ini,mungkin kan banyak kalian temukan sebuah artikel,tulisan,saduran,yang berkaitan dengan mata kuliah kebidanan dan PROMOSI KESEHATAN pada khususnya.





pengertian promkes :

Soekidjo Notoatmojo (2005) :
Pertama :
…promosi kesehatan dalam konsep Level and Clark (4 tingkat pencegahan penyakit) berarti peningkatan kesehatan.
Kedua :
…upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-pesan kesehatan, atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima pesan-pesan tersebut.

WHO (1984), merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.

Green (1984), …promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Ottawa Charter (1986),… “the process of enabling people to control over and improve their health”. (Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya).

Victorian Health Fundation – Australia (1997),
…a program are design to bring about ‘change’ within people, organization, communities and their environment.

Bangkok Charter (2005),… “the process of enabling people to increase control over their health and its determinants, and thereby improve their health”

Tujuan Promosi Kesehatan



  • Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

  • Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.



Secara prinsipil, sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat. Masyarakat dapat dilihat dalam konteks komunitas, keluarga maupun individu. Sasaran promosi
kesehatan juga dapat dikelompokkan menurut ruang lingkupnya, yakni tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan
institusi pelayanan kesehatan.


  • Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.

  • Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat
    berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan

  • Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan
    rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.

  • Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina suasana (social support).

  • Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan (where we get health services).

  • Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat
    (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan
    lintas sektor.

  • Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat
    susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi
    kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dll.


Metode dan Media Promosi Kesehatan


Metode :

  1. Metode Promosi Individual (bimbingan, penyuluhan, wawancara )

  2. Metode Promosi Kelompok (Kelompok Besar : Ceramah,Seminar; Kelompok Kecil : Diskusi, Brain Storming, Snow Ball, Buzz Group, Role Play, permainan Simulasi)

  3. Metode Promosi Kesehatan Massal (Public Speaking, Media Massa)


Media :
Lihat Sukidjo (2005) halaman 290.

Sejarah Promosi Kesehatan


a. Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)

  • Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch
    Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan
    kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.

  • Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar



b. Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)

  • Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960

  • Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)



c. Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)

  • Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)

  • Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)

  • Munculnya Posyandu

  • Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)



d. Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)

  • Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986) memuat 5 strategi pokok Promosi
    Kesehatan, yaitu : (1) Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy); (2) Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment); (3) Memperkuat gerakan masyarakat (community action); (4) Mengembangkan kemampuan
    perorangan (personnal skills) ; dan (5) Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).

  • Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988) menekankan 4 bidang prioritas, yaitu: (1) Mendukung kesehatan wanita; (2) Makanan dan gizi; (3) Rokok dan alkohol; dan (4) Menciptakan lingkungan sehat.

  • Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991) 4 strategi kunci, yakni: (1) Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat; (2)
    Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan; (3) Membangun aliansi; dan (4) Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.

  • Konferensi Internasional Promosi Kesehatan IV di Jakarta, Indonesia (Jakarta Declaration on Health Promotion, 1991)


Promosi Kesehatan abad 21 adalah :



  • Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan;

  • Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan;

  • Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan;

  • Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat;

  • Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.